Sabtu, 01 Maret 2014

Metode Penelitian Pendidikan (Deskriptif & Kausal Komparatif)

PENELITIAN DESKRIPTIF, KAUSAL KOMPARATIF
DAN KORELASIONAL
Oleh:
Klp I.
Fera Jufri Arma, DKK.

A.    Penelitian Deskriptif
1.      Pengertian Penelitian Deskriptif
Berdasarkan pernyataan Sukardi dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian pendidikan,
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119). Penelitian ini juga disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
Sedangkan berdasarkan pernyataan Zainal Arifin dalam bukunya yang berjudul penelitian pendidikan,
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel. Artinya, variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.
Tujuan penelitian deskriptif, yakni untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pada awalnya, penelitian deskriptif  hanya untuk menggambarkan variabel-variabel tunggal. Namun demukian, Suharsimi Arikunto (2006) menegaskan bahwa “ dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskripitif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel pada variabel lain. Oleh karena itu penelitian komparasi dan korelasi dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif.”
Sedangkan berdasarkan pernyataan Punaji Setyosari, dalam bukunya yang berjudul metode penelitian pendidikan dan pengembangan,
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti menggunakan strategi kuantitatif (misalnya, teknik kuesioner dan observasi) untuk mengumpulkan data (misalnya, berupa skor) atau informasi tentang ciri-ciri orang, kelompok orang, program, atau sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, peneliti melakukan analisis, misalnya melalui mengidentifikasi, menjumlahkan, menghitung, dan sebagainya kemudian peneliti mendeskripsikan hasil analisis data tersebut.
Sedangkan berdasarkan pernyataan Margono dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian pendidikan,
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakata aktual dan sifat populasi tertentu.
Misalnya, penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang. Misalnya mengumpulkan data-data penghambat pelaksanaan kurikulum 1984. Dan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik.
Berdasrkan beberapa sumber di awal, kelompok memberikan pemahaman terhadap penjelasan dari penelitian deskriptif ini adalah merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena-fenomena alam yang terjadi, misalnya kondisi atau hubungan yang sesutu, pendapat atau pemahaman-pemahaman yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, dan lain-lain yang sejenisnya.
2.      Jenis Penelitian Deskriptif
Berdasarkan buku Zainal Arifin yang berjudul penelitian pendidikan, menyebutkan beberpa jenis penelitin deskripsi ini, diantaranya :
a.       Penelitian survey
Merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Penelitian ini digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi dan sampelnya besar.
b.      Penelitian studi kasus
Merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif. yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau kelompok sosial yang diteliti. 
c.       Penelitian perkembangan
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya.
d.      Penelitian tindak lanjut
Yang merupakan menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
e.       Penelitian studi perbandinagn
Merupakan penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya.
f.       Penelitian studi korelasional
Penelitian yang menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.
g.      Dan lain-lain.
Sedangkan berdasarkan pernyataan Sukardi dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian pendidikan, Menyatakan jenisnya adalah:
1.      Peneilitian Laporan Diri (Self-Report Research)
Peneliti dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatannya dalam situasi yang alami dan juga peneliti di anjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman.
2.      Studi perkembangan (Developmental Study)
Biasanya dilakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan dimensi yang terjadi pada seorang responden. Dimensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya, intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadap perlakuan tertentu, dan perkembangan sosial anak.
3.      Studi Kelanjutan (Follow-up Study)
Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Output (keluaran) berkaitan dengan informasi akhir, sedangkan outcome biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan.
4.      Studi Sosiometrik (Sociometric Study)
Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antar pribadi dalam suatu kelompok individu.
3.    Penelitian memiliki karakteristik
a.     Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
b.    Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
c.     Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
d.    Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
e.    Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
4.    Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
a)    Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
b)    Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas.
c)    Menetukan tujuan dan manfaat penelitian.
d)    Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
e)    Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
f)     Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
g)    Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
h)    Membuat laporan penelitian.

B.     Kausal Komparatif
1.      Pengertian Penelitian Kausal Komparatif
Berdasarkan pernayataan Zainal Arifin (2012: 46) didalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, studi komparatif (comparative study) atau studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Penelitian komparatif ini memiliki tujuan untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang sejenis atau hamper sama yang melibatkan semua unsur atau komponennya. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pellaksnaaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsure-unsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persmaan dan perbedaan.
Penelitian kausal komparatif bersifat expost facto, artinya data yang dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermaslahkan terjadi. Ex post facto merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi.
Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari sebab akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masalalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
Didalam buku Margono (2010: 10) menyatakan “penelitian Hubungan Sebab-Akibat” yaitu penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Pendapat Margono ini tidak ada perbedaan dengan yang dikemukakan oleh pendapat di awal, beliau juga memberikan ketentuan penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dari fenomena yang diteliti, dan fenomena itu telah terjadi sebelumnya.
Jadi kelompok menyimpulkan peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu dengan mengkaji sebab akibat dari kejadian atau gejala tertentu.
Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. 
2.      Kriteria-kriteria penelitian
a.       Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan;
b.      Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor penting untuk mempelajari sebab-akibat secara langsung;
c.       Pengontrolan terhadap seluruh variabel (kecuali variabel bebas) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat-buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh;
d.      Pengntrolan dilaboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap  tidak praktis, mahal, atau kurang etis.
3.      Keunggulan penelitian kausal komparatif diantaranya
a.       Hasilnya dapat bermanfa’at sebagai informasi yang berkenaan dengan sifat-sifat fenomena;
b.      Hasil penelitia dapat dijadikan acuan untuk perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistic, dan rancangan-rancangan dengan control secara parsial, sehingga studi ini lebih layak dipertahankan.
c.       Tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
4.      Kelemahan diantarana
a.       Tdk ada control pada variabel bebas
b.      Mempertimbangkan seruluh penyebab yg bisa di percaya
c.       Sulit memastikan bahwa faktor-faktor penyabab tlh mencakup seluruh komponen variabel yang diteliti.
d.      Adanya komplikasi.
5.      Prosedur Penelitian Komparatif
Menurut Suryabrata (2006) dikatakan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam metode kausal komparatif adalah:
a.       Definisikan masalah
b.      Lakukan penelaahan kepustakaan
c.       Rumuskan hipotesis-hipotesis
d.      Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
e.       Rancang cara pendekatannya:
·         Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan
·         Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
·         Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.
f.       Validasi teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat
g.      Kumpulkan dan analisis data
h.      Susun laporannya
6.      Intrumen penelitian
Instrumen yang cocok digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik dokumentasi.
Teknik studi documenter/bibliographis adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain.
Studi documenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan focus masalah. (Sukmadinata, 2010:221)
7.      Teknik Analisis Data
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial dan chi kuadrat satu sampel.
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
C.     Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan penelitian atau kajian deskriptif dimana penaliti tidak hanya mendeskripsikan variabel-variabelnya tetapi juga menguji sifat hubungan diantara variabel kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik-teknik statistik seperti koefisien korelasi untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel tanpa memberikan generalisaai atau menarik kesimpulan umum berkenaan dengan dengan kausalitas. (Punaji Setyosari: 2010)
Sedangkan dalam buku Margono 2010 mengatakan penelitian korelasional bertujuan untuk melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.

Dari sumber diatas sama menitik beratkan bahwa penelitin korelasional ini mengkaji atau meneliti tentang kondisi hubungan antar variabel yang hendak di teliti. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan antar variabel, sehingga hasilnya akan diketahui kondisi atau status dari masing-masing variabel dalam hal maslah yang diteliti.

1.      Ciri-ciri dari penelitian ini adalah:
a.       Gejala-gajala yang hendak diteliti pelik, tidak dapat dikontrol sehingga tidak dapat dieksperimenkan.
b.      Perubahan yang akan diukur sesuai dengan kenyataan atau faktanya.
c.       Korelasi yang akan diukur adalah tingkat tinggi atau rendahnya hubungan bukan ada tidaknya hubungan.
Penelitian korelasi adalah penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mencari hubungan antara dua faktor pada sekelompok subjek penelitian. Stephen Isaac dan william B. Michael dalam (Wina Sanjaya 2013) menyatakan bahwa tujuan korelasi adalah untuk menyelidiki keterkaitan variasi-variasi pada suatu faktor dengan variasi-variasi pada suatu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Penelitian deskriptif kolerasi hanya ingin mendeskripsikan bagaimana hubungan atau keterkaitan antara dua atau lebih variabel.
 Penelitian korelasi memiliki beberapa karakteristik diantaranya:
a.       Penelitian korelasi melibatkan satu kelompok subjek penelitian yang banyak, oleh karenanya penelitian korelasi adalah penalitian yang berhubungan dengan populasi dan sampel penelitian.
b.      Data dalam penelitian korelasi bersifat data kuantitatif, oleh karenanya anlisis yang digunakan adalah analisis statistik. Kalau pun data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka data tersebut harus dikonversi menjadi data kuantitatif.
c.       Walaupun penelitian korelasi berhubungan dengan dua atau lebih variabel, akan tetapi fungsi dan kedudukan variabel itu tidak sama dengan tradisi metode eksperimen.
Penelitian korelasi tidak dikenal adanya variabel bebas dan variabel terkait semacam itu. Kedudukan dan peran variabel yang hendak dicari hubungannya memiliki peran dan kedudukan yang sama. Artinya kita tidak mencari pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Yang kita cari adalah bagaimana hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sukardi : 2003)
Penelitian korelasional mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya, diantaranya adalah :
·         Penelitian korelasional tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian lainnya.
·         Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata
·         Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

Kelemahan Dan Kelebihan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki kelebihan diantaranya :
·         Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara stimulan.
·         Dengan penelti korelasional, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif
·         Penelitian korelasional pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis
·         Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar

Sedangkan kelemahan penelitian korelasional yang akan ditemui oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasional :
·         Peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dengan mengontrol variabel
·         Disamping itu dengan penelitian ini peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.





Referensi:

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: ALFABETA. cv.
            Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka
            Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, metode dan prosedur. Kencana
                        Prenada.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
                        Kencana Prenada Media Group.
            Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
komparatif.html#.UwpmC2KSw1s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar